![]() |
Surat Izin Mengemudi |
Wokee.. Gue mau cerita pengalaman gue beberapa hari yang lalu saat melakukan perpanjangan SIM (Surat Izin Mengemudi). Sedikit menjengkelkan memang. Selain prosesnya yang luama karena antrian yang membludak, waktu itu juga bertemu bapak-bapak penggoda, padahal tampang gue kan gak murahan. Mungkin bapak itu menyadari kalau gue itu ternyata rupawan.muahaha.. enggak.. bukan godaan seperti itu yang gue maksud. Jadi ceritanya, setelah gue ngalor-ngidul ngikutin prosedur dari fotocopy berkas-berkas sampai tes kesehatan. Datanglah tawaran dari salah satu petugas.
"Dibantu apa sendiri Mas?" Kata seorang bapak yang membuat gue harus berdiam diri seribu bahasa untuk mencerna maksud pertanyaan yang diajukan.
"Kalau dibantu berapa Pak?" Tanya gue balik mulai paham arah tawaran dari bapak itu.dan inilah godaan yang gue maksud itu.
"Rp. 310,000 tinggal foto langsung jadi"
"Kalau sendiri?" Tanya gue ingin membandingkan selisih harga antara ngurus sendiri dan dengan bantuan 'orang dalam' alias instan.
"Rp. 100,000 tapi nanti harus ikut ujian, kalau gagal harus nunggu 14 hari lagi." Terang Bapaknya dengan menyebut resiko jika mengalami kegagalan saat melakukan ujian.
"Kalau gagal ujian harus nunggu 14 hari lagi dan harus ujian ulang?" gue coba korek sedikit info.
"iya."Jawabnya singkat lalu menunggu jawaban selanjutnya dari gue
"Ya sudah, sendiri saja pak." Jawab gue mantap. Si Bapak gak tau kalau gue sudah terbiasa sendiri. Buat apa pengalaman 'sendiri' (diperhalus dari kata JOMBLO) bertahun-tahun kalau ngurus SIM sendiri saja gak berani. | yaela bro, jomblo kok bangga.| ah..sory. maksud gue buat apa pengalaman ngasphalt keliling kabupaten kalau tes dasar saja gak berani.
"yakin? Nanti kalau gagal harus nunggu 14 hari lagi lho." Kembali bapak itu mencoba menggoda untuk melunturkan nyali gue.
"Gak apa-apa Pak." Jawab gue dengan semantap-mantapnya.
"Wes lak kon ngetan wae nak arep dewe!" (Dah, langsung suruh ke timur [tempat ujian] saja kalau mau sendiri!) Celetuk bapak petugas yang lain. Sepertinya dia kecewa gagal dapat uang tambahan dari gue.
Dengan percaya diri penuh keyakinan karena merasa menang telah menghadapi godaan, langsung gue langkahkan kaki menuju gedung lain tempat uji teori. Lihat perbandingannya meennn... 100.000 dan 310.000 itu lumayan banyak selisihnya.Oya, disini gue mau perpanjang SIM, bukan untuk membuat SIM baru. Dari informasi yang gue dapat di Google, ongkos perpanjang SIM memang lebih murah tak lebih dari Rp100.000. Dan sayangnya, SIM gue sudah mati hampir 12 bulan. tapi dari info yang gue dapat dari pengalaman orang-orang di Google, SIM yang mati tidak lebih dari 1 tahun masih bisa diperpanjang. Jadi gue sedikit bisa merasa lega. Memang masa berlaku kartu identitas itu kerap lolos dari ingatan. SIM gue mati hampir 12 bulan juga karena gue lupa, SIM seperti hanya menjadi pelengkap berkendara. Disimpan didompet dan jarang untuk digunakan, apalagi gue termasuk pengendara yang taat lalu-lintas. akhirnya ada juga yang bisa gue banggakan.huehue
Setelah beberapa saat ikut mengantri bersama para peserta uji teori yang lain, panggilan untuk gue terdengar. Gue dipanggil kedalam ruangan yang berbeda dari peserta lain. Di dalam ruangan itu terdapat dua orang petugas dengan seragam Polisi.Salah satu petugas basa-basi introgasi alasan SIM bisa mati setelah gue jawab, bapak itu merogoh kedalam.. | ya ampun, elo dirogoh polisi? | Ndasmuk, jangan disela to.. Bapak itu merogoh kantong sakunya dan mengambil HP, lalu menelpon seseorang menanyakan biaya yang harus gue bayar karena SIM gue mati hampir satu tahun. Setelah menutup telponnya, akhirnya gue denger kalimat demi kalimat yang memancing jantung gue berdetak lebih cepat.| ciee..ciee.. bapaknya nyatain isi hatinya ke elo?| Ho'o. cie..cie..lambemu | Bapak itu bilang cinta ke elo? | amatamu.. Bapaknya bilang, karena SIM mati bayarnya seperti biasa alias bikin SIM baru bukan lagi perpanjang SIM yang artinya biayapun harus diatas Rp.100.000.
Harapan untuk meraih harga rendah Rp.100.000 pupus sirna seketika, Bak upil yang dikorek paksa dengan ibu jari lalu dibidaskan sekuat tenaga hingga mental dan hilang sirna ditelan jarak. Gilak,yang semula berharaphanya membayar Rp.100.000 disuruh bayar Rp.300.000. Kalau gitu mah sama saja dengan petugas sebelumnya. Tapi ya mbuh ding, mungkin karena memang mati hampir satu tahun makanya gue suruh bikin baru, coba khuznudhon wae lah. Gak mau kalah, gue coba nego harga, eh diberi potongan Rp.20.000. Kuamprettt... kok bisa dinego? mungkin harga Rp.300.000 hanya harga akal-akalan. haaahh...gue mulai suudzon, karena tanpa ujian teori ataupun ujian praktek. Dari yang awalnya ingin ngurus sendiri malah jadi pakai orang dalam. Tapi karena sudah merasa malas harus gontok-gontokan, akhirnya gue nyerah juga. langsung gue bayar tuh Rp.280.000.
Jadi ringkasan pengeluaran dari awal sampai akhir adalah fotocopy + stopmap Rp3.000, tes kesehatan Rp.25.000, bayar SIM Rp.280.000 dan parkir Rp.2.000 jadi total Rp.310.000. Tapi itu lebih murah dari penawaran bapak petugas sebelumnya lho ya, yang menawarkan Rp.310.000 tidak termasuk tes kesehatan dan fotocopy.
Buat agan-agan jangan sampai telat perpanjang SIMnya. Daripada telat perpanjang dan harus bikin baru, mending tepat waktu hanya perli keluarin maksimal Rp.100.000. Coba dicek dulu masa berlaku SIM nya, kali aja sudah waktunya diperpanjang.