Rabu, 28 Oktober 2015

Ekstrim mennnn...

whatsup mameennn... Gue mau nulis sedikit hal ekstrim di sini. Bukan soal olahraga ekstrim macam motocross, terjun payung dan sebagainya. Malahan ini sudah keluar dari tema olahraga dan masuk kategori pengobatan ekstrim. Tentunya pengobatan yang pernah dialami oleh orang disekitaran gue, jadi real dan dirasakan, diresapi dan dihayati betul ke-ekstrimannya.

Jadi gue punya patner in crime dengan reputasi penyakit yang sudah mengakar kuat pada dirinya. Temen gue ini punya penyakit ambeien atau wasir. Sederhananya adalah keadaan di mana dinding anus menonjol keluar dan rasanya memang menyakitkan. Gue tahu rasanya karena gue salah satu pengidapnya. ah, kita benar-benar patner in crime sejati. Untuk urusan penyakit saja sama, cuma level dia lebih tinggi dari gue, lebih pengalaman alias lebih parah dari gue. Semoga kita diberi kesembuhan ya nak. aamiin...

Tonjolan pada anus
Bagi yang gak tahu rasanya punya wasir, gue jelasin nih apa yang gue rasakan. Bayangin deh dengan adanya tonjolan daging seperti itu lo harus BAB. Taek lo bisa tuh keluar nyenggol bahkan ngegenjet itu daging yang rasanya sungguh menyiksa. Nggak BAB tapi mules, mau BAB tapi sakit. Jangankan untuk BAB, untuk duduk saja sakit kayak ada manis, eh kayak ada sakit-sakitnya gitu, emang sakit ding. Ini baru wasir tingkat pemula yang benjolannya mudah datang dan mudah pergi seperti pacaran. Nah gimana dengan teman gue yang wasirnya sudah tingkat legenda. Gak tahu ding sudah setinggi apa levelnya, wong gue gak pernah lihat silitnya. Bagi yang punya Jiwa Ekstrim coba cari saja gambar wasir, ada gambar tingkatan awal sampai stadium gawat. Gue gak berani unggah fotonya di sini. Terlalu ekstrim..

 Untuk menghilangkan penyakit ini, temen gue sudah nyoba obat-obatan dari yang berbentuk pil hingga cream yang digunakan sebagai pelumas saat BAB. Tapi karena tidak membuahkan hasil yang maksimal, akhirnya doi menempuh jalan pengobatan ekstrim non operasi.

"Ane kemarin pergi ke dukun ngobatin ambeien." kata temen gue pas lagi ngumpul.
"Lha terus diapain di sana?" Tanya gue penasaran.
"Gue disuruh nunggig lalu dipijet, jadi daging yang keluar dari dubur dipijit dimasukin lagi ke dalam pakai jempol itu dukun." Edan memang, kegenjet taek saja sakit minta ampun kok ya malah diteken paksa gitu. nekat bener.
"Dukunnya laki?"
"Perempuan udah Mbah-mbah"
"Sakit gak?"
"Ya sakit lah, gue ampe teriak-teriak."
"Teriak gimana? ikeh..ikeh.. kemoci ya? muahahaha...."