Secara bertahap Ane mau belajar menyikapi perbedaan. Di mana perbedaan menjadi penyelaras hidup, menjadi warna indah tersendiri dalam hidup. Perbedaan tak perlu disikapi dengan nyinyir, menganggap pendapat pribadi benar dan yang beda pendapat pasti salah. Tak perlu kita merampas kewenangan Tuhan Yang Maha Benar, karena yang kita yakini benar belum tentu benar di hadapan Tuhan. Berbeda dan saling menghormati, itu intinya. Jikalau harus menegur atau meluruskan yang salah, maka lakukan dengan langkah yang benar.
Di jagat dunia maya, perbedaan pendapat tak bisa dihindari. Berteman dengan kalangan yang lebih luas, dengan perbedaan yang semakin luas pula, namun belum tentu mendatangkan cara pandang yang luas. Menilai suatu permasalahan dari satu sisi lalu menganggap pandangan dari sisi lain adalah salah. Ini menjadi masalah baru yang banyak ditemui. Seperti saat peristiwa bom Thamrin kemarin.
![]() |
#PrayForJakarta |
Seperti sebelumnya saat terjadi Bom Paris, muncul kalangan yang sok penting melarang hastag #PrayForParis. Pelarangan senada juga terjadi saat bom Thamrin. Muncul larangan dari segelintir orang yang menganggap #PrayForJakarta adalah pengalihan isu dari kasus Freeport atau kasus-kasus busuk lainnya. Menjadi 'SOK' karena kalangan itu mengingatkan dengan nyinyir seolah orang yang menggemakan #PrayForJakarta adalah kumpulan orang yang melupakan (teralihkan dari) kasus busuk Freeport. Lagi-lagi rasa trenyuh, simpati bahkan empati disalah artikan sebagai tindakan sia-sia. Ane jadi mikir, mungkin mengucapkan Innalillahi untuk peristiwa Thamrin dilarang pula. Gendeng.
Menjadi aneh ketika mereka yang menolak #PrayForJakarta, yang merasa tak teralihkan dari kasus Freeport malah asik (mungkin teralihkan) mendendangkan #KamiTidakTakut , #KamiNaksir atau bahkan tagar-tagar lebai yang seakan lupa ada korban aparat maupun warga sipil meregang nyawa. Jangankan mengucapkan istirja bela sungkawa, mungkin mereka lebih asik tertawa menganggap aksi teror itu sebagai lelucon yang pantas ditertawakan. Lucu matamu sempal..
Mereka penolak #PrayForJakarta, sepertinya kurang sadar dengan tindakannya. Tidak sadar jika melakukan hal yang sama. Sama-sama hanya memberi perhatian tanpa tindakan lebih lanjut. Di satu kalangan memberi perhatian pada bom Thamrin, di kalangan yang lain memberi perhatian pada Freeport. Sekali lagi, sama-sama HANYA MEMBERI PERHATIAN, kenapa harus nyinyir perhatian yang dilakukan orang lain?
#PrayForPray
Tidak ada komentar:
Posting Komentar