"Hemmm... Ya... Baik..". Gua sedang ngobrol dengan hati gua sendiri. mencoba memecahkan masalah dengan pertimbangan hati.
***********
Ada yang punya obat sakit kepala? Gua sedang merasa nyut-nyutan setelah mendengar pengakuan mengejutkan dari seorang tante-tante yang masih tetangga, walau jauh. Setelah ngalor-ngidul ngobrolin bisnis ( muahahaha.... pengangguran yang sok-sokan ber-uang ngrembuk bisnis). Entah mengapa tiba-tiba obrolan nyrempet urusan jodoh.
"Rumah segede itu mau buat apa?" tanya nya. Kebetulan kami sedang ngobrol di emperan tetangga depan rumah gua. Bukannya apa-apa, gua cuma udah tahu obrolan ini bakal ke mana.
"Buruan cari istri!" lanjutnya.
Nah loh, bener kan. Gua hafal betul trik basa-basi mengorek informasi perihal siapa pengisi hati. Langsung saja gua keluarin seribu jurus memutar balikkan saran. Wong si tante ini juga janda je. Tapi ya bentar, gak usah suat-suit, cia-cie gitu. Jomblo dan janda ngobrol berdua bukan hal yang tabu kok. muahaha...
Sekian lama saling lempar serangan perihal jodoh. Obrolan kembali mengalir tenang, hingga sampai pada pertanyaan yang tak kalah memicu adrenalin.
"Umurmu berapa to Le?"
"23 Mbak"
"Ha?" Cuma itu kata yang keluar sambil tiba-tiba meluruskan tulang belakang sebagai ekspresi terkaget. Kenapa pula doi kaget? Ini nih, waktu di mana prasangka yang telah lama disangka kan akan menemui sebuah titik terangnya.
"Kenapa? Emang mbo kira aku umur berapa?" Gua pancing saja sekalian. Sapa tau doi bakal bilang "Oh.. Tak kira umurmu 17, kok keliatan masih muda" muahaha.. Dengan harap-harap cemas dan dengan sedikit demi sedikit menguatkan hati untuk mewaspadai kemungkinan terburuk, akhirnya keluar juga jawabannya.
"Tak kira umurmu 27" Jawabnya dengan tawa lepas..
Settannn... muahahaha.. Kalau didramatisir, gua ibarat bawang putih yang sedang ditertawakan ibu tirinya. Gua sakkiittt.. Ngahahaha...
Pada saat itu juga, gua langsung teringat simbok (ibu gua) yang dengan riang gembiranya pernah ngobrol sama orang lain dengan mengatakan "Taro itu memang usianya masih muda, tapi wajahnya sudah tua" DYERRRR.... wat de faq. Jika didramatisasi akan elok jika tiba-tiba diiringi backsound lagunya Nidji.
Dulu aku kau puja
Dulu aku kau sayang
Dulu aku sang juara
Yang selalu engkau cinta
Kini roda telah berputar
Dan saat lagu itu diputar, gua sedang lari-lari dengan linangan air mata dan di slow motion. Khampret sekali..
Sebagai seorang simbok yang baik hati, seharusnya simbok itu sering-sering melempar pujian buat anaknya, itung-itung promosi biar anaknya cepet laku. Lha kok malah sebaliknya? Tapi sebagai anak yang baik hati, gua selalu berprasangka baik. Mungkin simbok melakukan itu supaya menemukan jodoh yang siap menerima kekurangan anaknya.. | Muahahaha... cie mengibur diri sendiri ciee... | Cia-cie matamu sempal..
*****
Malam harinya gua sedang merenung di kamar. Memandang cermin dan sesekali mengangguk-anggukkan kepala setelah gua sadari sebenernya gua ganteng.. huehue..
"Hemmm... Ya... Baik.." Malam itu kuputuskan memotong kumis yang sudah memanjang dan bikin risih gua sendiri. Gua masih gak percaya wajah gua setua itu. Ini pasti gara-gara kumis gua.
"Mampus kau kumis, gua potong lu sampai tak bersisa. muahaha....."