Rabu, 23 Maret 2016

Cabe-cabean Jahat

Sorry salah
Akhir-akhir ini Simbok menjadi orang yang kerap melihatku meneteskan air mata, bahkan sampai menyaksikan sendiri tanganku yang gemetar tak berdaya. Meski begitu  beliau diam tak mengucapkan sepatah kata. Hanya menggelengkan kepala sebagai ekspresi ketidakpercayaan atas apa yang dilihatnya.

Apa mau dikata, sambal ini memang pedas terasa. Sambal yang kubuat sendiri dari cabe-cabean segar (sesuai arti yang sebenarnya) diulek dengan campuran bawang putih, garam dan sedikit kecap ini benar-benar dapat membuat efek yang luar biasa di lidah bahkan sekujur tubuh.
Sambal Bawang raossari8.wordpress.com
Efeknya cukup beragam. Mata berkunang, kepala ubun-ubun terasa berat, wajah memerah berkeringat, meneteskan air mata hingga keluar dari hidung, lidah panas, tangan gemetar, perut yang menghangat dan membuat tubuh sempoyongan jika berjalan.
Simbok mungkin sedang malas mewejangku yang gemar cabe-cabean. Pernah aku ketangkap basah pergi ke WC di tengah malam, yang dikiranya karena efek sambal. Padahal emang karena cabe-cabean sih. huehue.. Lha wong simbok sendiri yang selalu menyediakan cabe-cabean segar, kalau tak manfaatin kan ya wajar.

Kegemaran mengkonsumsi ektra sambal ini memang sudah menjadi rahasia umum bagi teman-teaman seperkongkowan. "Jangan berlebihan Ro. Yang berlebihan itu tidak baik" Pesan Mas Yud suatu hari yang melihatku tampak kewelahan menyantap sambal. Lain lagi dengan Udin dan Alwi yang terang-terangan mengatakan kalau caraku menikmati sambal memang membuat mereka berdua pingin mencicipi juga.

Di sini letak kesetiaanku pada cabe-cabean diuji. Aku bisa merasa betapa air liurku ingin menetes saat melihat cabe-cabean segar. Ingin sekali kunikmati segala daya pikatnya, merasakan setiap efek nikmat setelahnya akan tetapi juga harus ingat "Yang berlebihan itu tidak baik". Sudah dulu ya, sepertinya kecirit nih. muahahaha....