Senin, 22 Agustus 2016

Bentuk Cinta


Kubaca ulang buku yang lama tak tersentuh di rak buku itu. Ditemani sejuk udara khas pedesaan, mata yang sesekali merasa lelah membaca ini langsung terobati dengan hijau sawah yang membentang di depan mata. Hembusan angin yang membelai lembut tanaman padi itu terasa menusuk kulit di senja kala ini. Perlahan namun pasti, matahari memenuhi takdirnya untuk tenggelam di ufuk barat. Bersembunyi lalu hilang di balik gagahnya gunung Merbabu yang masih setia ditemani gunung Merapi. 

Sayup-sayup suara adzan mulai terdengar. Kusudahi bacaanku untuk meresapi panggilan cinta, yang bersatu padu dengan suara alam dan menciptakan harmonisasi yang menenangkan jiwa dan raga. Ingin kureguk dan kurengkuh setiap cinta yang Ia tebarkan di dunia ini. Indah, cinta memang identik dengan keindahan. Seperti indahnya siluet gunung Merapi dan Merbabu dengan langit merah yang menjadi latarnya. Bukankah ini semua juga merupakan bukti cinta Nya?

Gemintang mulai nampak di luasnya angkasa. Lampu-lampu para penduduk di kedua gunung itu mulai menyala, menjadikan keduanya tetap indah di tengah gelapnya malam yang mulai melahap merahnya langit. Ia tetap tangguh dan gagah di dalam keindahannya bahkan ia selalu indah dalam kegagahannya. Kini waktunya untuk memenuhi panggilan untuk beribadah, sujud bersimpuh di hadapan Nya.

Semoga di lain kesempatan ada yang bisa kuajak untuk melihat apa yang kulihat dan merasa apa yang sedang kurasakan. Cinta, aku ingin menyadari segala bentuk cinta dari Sang Maha Cinta. Atau mungkin, kau yang kuajak menyadari cinta ternyata salah satu bentuk dari cinta Nya yang dipilihkan Nya untukku? huehue.... 

Tidak ada komentar: