'Moody', aku gak tau pengertian gamblangnya seperti apa. Menurutku ketergantungan pada suasana hati. Parahnya, aku termasuk orang yang moody. Mungkin faktor ini jug yang menyebabkan Leni, menilaiku sebagai sosok yang angel (<b.Jawa>: Berarti susah). Aku kurang paham maksud kata susah, susah ditebak atau malah menyusahkan? Huehue..
Bisa dibilang moody yang aku derita sudah masuk kategori kronis, parah, bahkan meresahkan. Kalau di bisnis MLM mungkin aku sudah pada level Diamond atau Platinum. Sampai-sampai aku tak menyangka mendapat penilaian demikian dari Leni. Perasaan aku orangnya gak susah-susah amat, selow malah. Tapi memang untuk menilai diri sendiri, kita butuh cermin serupa penilaian orang lain. Sepertinya penting mengenal diri sendiri lewat sudut pandang orang lain. Terkadang orang lain menyadari sesuatu tentang kita, yang diri kita sendiri tidak pernah menyadari sebelumnya.
Ketergantunganku pada mood, berimbas pula pada hobiku. Jalan-jalan nunggu mood yang tepat, baca buku nunggu mood, nulis artikel di blog juga nunggu mood. Jadi jangan heran kalau blog ini sepi tulisan anyar. Menulis tanpa mood menjadikan tulisan kurang hidup, datar, bahkan terkesan memaksa. Penggunaan bahasa tulisan pun tergantung mood. Kadang celoteh kadang serius. Terkadang aku-kamu, ane-ente, elo-gue. Daripada berwarna, gaya tulisanku cenderung tidak konsisten. muahaha....
Aku pernah membaca tentang fakta psikologi yang menyebutkan bahwa orang yang moody, cenderung memiliki kepribadian yang mudah bergaul dan beradaptasi dengan hal-hal baru. Maybe yes, maybe no. Menurutku untuk mudah bergaul dan beradaptasi pun masih tergantung pada mood. muahahaha...
Saat bertemu orang baru, aku bisa menyesuaikan diri dengan orang tersebut. Jika dia cerewet, aku bisa mengimbangi dengan cerewet, pun jika dia seorang pendiam, aku juga bisa menjadi seorang pendiam. Bisa juga sebaliknya. Dia cerewet aku pendiam. Dia pendiam akunya yang cerewet. Sampai di sini aku mulai paham maksud kata susah yang dikatakan Leni.
Sepertinya, keistiqomahanku dalam bersingle ria juga didasari oleh mood..
P.S : Leni adalah sosok yang pernah kutulis di artikel Teman Dan Dosa .Silahkan dibaca untuk lebih jelasnya.
Ketergantunganku pada mood, berimbas pula pada hobiku. Jalan-jalan nunggu mood yang tepat, baca buku nunggu mood, nulis artikel di blog juga nunggu mood. Jadi jangan heran kalau blog ini sepi tulisan anyar. Menulis tanpa mood menjadikan tulisan kurang hidup, datar, bahkan terkesan memaksa. Penggunaan bahasa tulisan pun tergantung mood. Kadang celoteh kadang serius. Terkadang aku-kamu, ane-ente, elo-gue. Daripada berwarna, gaya tulisanku cenderung tidak konsisten. muahaha....
Aku pernah membaca tentang fakta psikologi yang menyebutkan bahwa orang yang moody, cenderung memiliki kepribadian yang mudah bergaul dan beradaptasi dengan hal-hal baru. Maybe yes, maybe no. Menurutku untuk mudah bergaul dan beradaptasi pun masih tergantung pada mood. muahahaha...
Saat bertemu orang baru, aku bisa menyesuaikan diri dengan orang tersebut. Jika dia cerewet, aku bisa mengimbangi dengan cerewet, pun jika dia seorang pendiam, aku juga bisa menjadi seorang pendiam. Bisa juga sebaliknya. Dia cerewet aku pendiam. Dia pendiam akunya yang cerewet. Sampai di sini aku mulai paham maksud kata susah yang dikatakan Leni.
Sepertinya, keistiqomahanku dalam bersingle ria juga didasari oleh mood..
P.S : Leni adalah sosok yang pernah kutulis di artikel Teman Dan Dosa .Silahkan dibaca untuk lebih jelasnya.