Rabu, 20 April 2016

Curhat Tong Sampah


Ini Aku
Kita bahas kegalauan tong sampah, sebutan untuk orang-orang yang dipercaya sebagai tempat curhat. Kenapa tong sampah, karena ane sering merasa demikian. muahahaha...

Di kalangan anak muda, galau sudah menjadi bagian identitas diri yang tidak bisa dipisahkan. Tak lengkap masa muda jika tidak merasakan apa itu galau. Dan galau identik dengan curhat, sebuah proses peredaman rasa lara hati dan mumetnya pikiran agar kembali normal seperti biasa. Galau kan emang banyak gak normalnya.

Perihal curhat sendiri ternyata semakin rumit, karena tidak setiap orang mau diajak curhat atau bahkan orang yang galaupun harus pilih-pilih siapa yang pas untuk diajak curhat. Fenomena ini juga didukung dengan quotes yang berbunyi "Kebanyakan orang bertanya tentang apa masalahmu bukan karena mereka peduli, tapi hanya sekedar ingin tahu.". Sebuah quotes yang mengikis kepedulian seseorang. Mereka yang dengan kepeduliannya ingin bertanya tentang masalah yang menimpa temannya, menjadi pihak yang minder dengan berpikiran "Jangan-jangan kalau aku tanya masalahnya, malah dikira sebagai orang yang 'sebatas ingin tahu'. Bukan karena benar-benar peduli. ah aku pura-pura gak tahu saja lah." Satu kesempatan curhat atau mungkin kepedulian mulai hilang karena sebuah quotes yang dijadikan dalil anak muda jaman sekarang.

Sikap apatis atau masa bodoh ini juga dirasakan para tong sampah, orang yang kepeduliannya mulai tersakiti. Sekilas quotes di atas ada benarnya di tengah dunia modern yang perlahan memang menghilangkan rasa peduli di hati para manusianya. Dan dampak buruk ini sepertinya mulai menjangkiti jiwa ragaku. Ane sering berpikiran "Kalau dia butuh, biar dia yang ajak cerita. Ane mah gak mau nanya-nanya, ntar disangka kepo atau mau nyampurin urusan orang lagi.  Kalau dia percaya sama ane, gak perlu ditanya dia juga bakal ngajak curhat". Lagi-lagi, sekilas pemikiran ini ada benarnya, hanya saja tanpa disadari rasa kepedulian kita ternyata semakin memudar nyaris hilang. Kita tidak lagi memperdulikan orang lain malah ingin diperdulikan sebagai 'orang yang dipercaya'. Kalau masih bingung dibaca lagi pelan-pelan ya.. huehue..

Kiri: Kamu Kanan: Aku

Selain itu, ada juga kekhampretan dari mereka yang ngajak curhat. Khampret saat mereka percaya sama kita sebagai pendengar yang baik. titik. Mereka hanya butuh didengar, tidak lebih. Saat kita mencoba memberi nasehat sebagai solusi, mereka dengan berlagak sok kuat menolak seakan tidak butuh atau malah menganggap nasehat sebagai polusi tambahan. Saat seperti itu ane merasa seperti tong sampah. Menerima curhatan sampah-sampah orang lain, dan setelah kita coba membantu mendaur ulang, eh tidak diterima. Gak dihargai bener ternyata. Muahahaha.... Khuamprueettt.... Pingin banget bisikin di telinga mereka "Elu, cuma mau didenger? Curhat sama tiang listrik geh!"
Memang benar otak orang yang galau itu tak mampu berpikir jernih, tapi bukankah karena hal itu kita sebagai tong sampah yang baik mencoba membantu memberi nasehat, agar sampah-sampah mereka bisa didaur ulang. Jadi seharusnya ada pula quotes yang berbunyi "Kebanyakan orang ngajak curhat kamu hanya sekedar ingin di dengar, bukan untuk dinasehati"

Ada pula yang tidak kalah khampretnya. Saat mereka bilang siap dan mampu menjalankan nasehat kita, tapi nyatanya tidak pernah dilakukan. Setelah itu datang lagi ke kita dengan sampah curhat yang sama dan meminta solusi lain. Sebenernya yang gila siapaaaahhhh? Mbok ya menghargai tong sampah, wong kami ini juga meluangkan waktu dan pikiran untuk setiap sampah kalian. Tak jarang kami ikut pusing dengan sampah-sampah itu, malah bikin mumet..

Tolong dibantu yaa...
Ya wis lah, kalian para tong sampah. Jangan takut dianggap kepo atau menyampuri urusan orang ya! Jika kita benar-benar masih peduli, tanyakan masalah yang menimpa temanmu dan bantulah mereka bangkit dari genangan keputus-asaan. Kalau kita benar-benar ikhlas, kita tak akan peduli mau dicap kepo atau yang lainnya. Sebagai sesama tong sampah jangan menyerah, tolong dibantu yaa... Bim.. Sala.. Bim.. Jadi apa.. PROKK..PROOK..PROOKK...


Tidak ada komentar: